Sell-off (aksi jual) adalah periode penjualan sekuritas/efek dan komoditas secara intens yang dipicu oleh penurunan harga.
Sell-off (kadang-kadang disebut dumping) biasanya menyebabkan harga menurun lebih tajam lagi.
Terdapat beberapa kemungkinan penyebab sell-off.
Di pasar saham, penyebab umum termasuk rilis laporan pendapatan yang mengecewakan, kekhawatiran meningkatnya persaingan, atau ancaman gangguan teknologi.
Penyebab yang lebih luas, seperti masalah ekonomi makro atau bencana alam, juga dapat memicu sell-off (aksi jual).
Meskipun terlihat dramatis, sell-off pada umumnya merupakan penurunan jangka pendek yang kemudian mampu menstabilkan atau membalikkan diri dengan relatif cepat.
Penyebab Sell-off
Sell-off terjadi berdasarkan prinsip penawaran (supply) dan permintaan (demand).
Jika sejumlah besar investor memutuskan untuk menjual kepemilikan saham tanpa menemukan jumlah pembeli yang sepadan, maka harga saham itu akan turun.
Aksi jual adalah cerminan psikologi investor, jadi tidak selalu dipicu faktor rasional.
Misalnya, jika sell-off terjadi setelah laporan pendapatan baru yang kurang bagus, penjual mungkin terlalu optimis saat membeli saham itu sebelumnya, dan kemudian memutuskan menjualnya karena laporan yang mengecewakan.
Untuk investor contrarian, sell-off memberikan kesempatan untuk membeli dengan harga rendah.
Jika investor tersebut percaya bahwa sell-off itu tidak beralasan atau terlalu ekstrem, mereka mungkin mengambil kesempatan untuk membeli sekuritas dengan harga murah.
Meskipun harga turun, mereka yakin kondisi tersebut hanya sementara karena harga akan kembali naik setelah sentimen negatif mulai mereda.
Contoh Kasus Sell-Off
Kasus sell-off pernah terjadi pada bulan April 2010 saat peristiwa tumpahan minyak Deepwater Horizon.
Saat itu, pengeboran minyak lepas pantai Deepwater Horizon meledak di lepas pantai Louisiana, dan menumpahkan hampir 5 juta barel minyak ke Teluk Meksiko.
Selain dampak lingkungan, peristiwa ini memiliki efek parah pada nilai saham British Petroleum (BP) yang bertanggung jawab mengoperasikan Deepwater Horizon.
Setelah peristiwa tersebut, saham BP kehilangan lebih dari 50% nilainya, didorong oleh peningkatan volume penjualan hingga seratus kali lipat.
Investor merasa takut akan potensi denda dan konsekuensi hukum yang akan menimpa BP.
Namun, pada November 2010, kinerja keuangan BP menunjukkan tanda-tanda pemulihan, mengakhiri kuartal dengan laba sebesar $ 1,8 miliar.
Dengan demikian, harga saham telah pulih sekitar setengah dari kerugiannya pada akhir tahun 2010.