Penghasilan setelah pajak (after tax income) adalah jumlah penghasilan yang tersisa setelah dipotong oleh pajak penghasilan.
Di Amerika, seseorang yang berkontribusi ke rekening pensiun perorangan seperti IRA atau Roth IRA, uang yang digunakan dianggap sebagai penghasilan setelah pajak.
Sebaliknya, jika seseorang memasukkan uang ke rencana pensiun yang disponsori perusahaan, maka karyawan dianggap menginvestasikan penghasilan sebelum pajak.
Saat menganalisis atau memperkirakan arus kas pribadi atau perusahaan, penting untuk menggunakan perkiraan kas bersih setelah pajak.
Estimasi ini merupakan ukuran yang lebih tepat daripada pendapatan sebelum pajak atau pendapatan kotor karena arus kas setelah pajak adalah apa yang tersedia untuk dikonsumsi atau digunakan.
Pertimbangkan contoh berikut, Budi memiliki pendapatan 5 juta dan mengklaim pengurangan pajak 1 juta, menghasilkan pendapatan kena pajak 4 juta.
Tarif pajak adalah 15%, membuat besaran pajak sebesar 600 ribu.
Kondisi ini membuat penghasilan setelah kena pajak adalah 4,4 juta, atau selisih antara pendapatan kotor dan pajak penghasilan (5 juta – 600 ribu = 4,4 juta).
Menghitung Penghasilan Setelah Pajak untuk Bisnis
Menghitung pendapatan setelah pajak untuk bisnis relatif sama dengan untuk individu.
Namun, alih-alih menentukan pendapatan kotor, perusahaan memulai dengan menentukan total pendapatan.
Pengeluaran bisnis, sebagaimana dicatat dalam laporan laba rugi, dikurangkan dari total pendapatan perusahaan.
Akhirnya, setiap pengurangan relevan lainnya dikurangkan hingga sampai pada penghasilan kena pajak.
Selisih antara total pendapatan dengan pengeluaran dan pengurangan bisnis adalah pendapatan kena pajak.
Pendapatan kena pajak akan dikenai pajak. Besaran pajak yang timbul disebut sebagai pajak terutang.
Selisih antara pendapatan bisnis dan pajak penghasilan terutang adalah pendapatan setelah pajak.