Face value digunakan untuk menyebut nilai nominal dari suatu efek (sekuritas) yang dinyatakan oleh emiten.
Untuk saham, face value adalah nilai asli dari saham yang ditunjukkan pada sertifikat.
Untuk obligasi, face value atau juga biasa disebut “par value” adalah jumlah yang dibayarkan kepada pemegang pada saat jatuh tempo.
Namun, obligasi yang dijual di pasar sekunder berfluktuasi mengikuti tingkat suku bunga.
Sebagai contoh, jika tingkat bunga lebih tinggi dari tingkat kupon obligasi, maka obligasi tersebut dijual dengan diskon (di bawah par).
Sebaliknya, jika suku bunga lebih rendah dari tingkat kupon obligasi, maka obligasi dijual dengan premi (di atas par).
Sementara face value pada obligasi memberikan jaminan pengembalian, face value saham seringkali merupakan indikator yang buruk dari nilai sebenarnya.
Face Value vs Market Value
Nilai nominal (face value) suatu saham atau obligasi tidak menunjukkan nilai pasar (market value) aktual.
Market value ditentukan berdasarkan prinsip penawaran dan permintaan – sering kali diatur oleh pada harga berapa investor bersedia membeli dan menjual efek tertentu, dengan harga tertentu, pada waktu tertentu.
Bahkan, tergantung pada kondisi pasar, nilai nominal dan nilai pasar mungkin memiliki korelasi yang sangat kecil.
Di pasar obligasi, suku bunga (dibandingkan dengan tingkat kupon obligasi) dapat menentukan apakah obligasi dijual di atas atau di bawah par.
Obligasi kupon-nol (zero coupon bond) di mana investor tidak menerima bunga, umumnya hanya dijual di bawah nominal karena itulah satu-satunya cara bagi seorang investor untuk memperoleh keuntungan.
Kesimpulan
- Face value (nilai nominal) menggambarkan nilai nominal atau nilai suatu efek; nilai nominal dinyatakan oleh pihak penerbit.
- Face value saham adalah harga awal saham, seperti yang ditunjukkan pada sertifikat saham; face value obligasi adalah harga yang harus dibayarkan kepada investor, begitu obligasi mencapai jatuh tempo.
- Market value (nilai pasar) aktual dari suatu saham atau obligasi tidak dapat ditunjukkan oleh face value-nya, karena terdapat banyak faktor lain yang berperan, seperti penawaran dan permintaan.