Bear market sering digunakan untuk menyebut periode penurunan harga surat berharga dan, lebih khusus, digunakan untuk menyebut ketika harga jatuh 20% atau lebih.
Bear market pada saham dipicu ketika investor menjual saham, umumnya untuk mengantisipasi memburuknya kondisi ekonomi dan penurunan keuntungan perusahaan.
Bear market pada obligasi biasanya merupakan hasil dari kenaikan suku bunga, yang mendorong investor untuk menjual obligasi yang membayar bunga lebih rendah.
Bear market tidak boleh disalahpahami sebagai koreksi (correction), yang merupakan tren penurunan jangka pendek yang memiliki durasi kurang dari dua bulan.
Sementara koreksi memberi kesempatan pada investor untuk menemukan titik masuk ke pasar saham, bear market jarang memilikinya.
Hal ini karena hampir tidak mungkin menentukan kapan pasar mencapai dasar saat terjadi bear market.
Investor bisa mendapatkan keuntungan saat bear market dengan melakukan short selling.
Teknik ini melibatkan menjual saham yang dipinjam dan membelinya kembali dengan harga lebih rendah.
Seorang short seller harus meminjam saham dari broker sebelum pesanan short-selling dieksekusi.
Jumlah keuntungan atau kerugian short seller adalah selisih antara harga di mana saham terjual dan harga pembelian kembali.