Video Youtube
Keahlian (expertise) membedakan amatir dari master sejati di hampir semua bidang.
Terdapat banyak orang yang menekuni bidang tertentu (seni, profesi, olahraga), namun hanya segelintir orang yang memiliki status dan kinerja luar biasa.
Lantas apa yang membedakan tingkat penguasaan antara satu orang dengan yang lain?
Sebagian akan menjawab bakat. Namun, benarkah bakat yang menjadi pembeda?
Bagaimana dengan upaya dan kerja keras? Sebesar apa perannya?
Selain itu, berapa lama waktu dibutuhkan untuk menjadi seorang yang benar-benar ahli dalam bidang tertentu? Simak video podcastnya.
Klik Tombol Play untuk Mendengarkan
Podcast Syafril Hernendi bisa didengarkan di Apple Podcasts & Spotify
Transkrip Video Podcast
Keahlian atau expertise membedakan antara amatir dengan master sejati di hampir semua bidang.
Nah, jadi kalau kita amati di bidang kehidupan apa pun itu, kita akan melihat adanya klasifikasi.
Jadi misalkan ada orang-orang yang kita anggap sebagai orang-orang newbie atau yang baru menguasai suatu bidang tertentu.
Atau orang yang dia mampu tetapi tidak pernah menjadi seorang yang ahli.
Namun ada juga orang yang kita anggap sebagai master karena dia memiliki keahlian mendalam akan suatu bidang tertentu.
Nah, sebagai contoh misalkan ketika kita melihat di permainan catur, misalkan.
Jadi di dunia ini ada mungkin jutaan orang ya yang bisa bermain catur.
Namun ternyata kemudian di arena catur sendiri ada pembedaan antara master dengan pemain-pemain biasa.
Nah, orang-orang yang menjadi master atau grand master inilah yang kemudian kita anggap sebagai orang yang ahli dalam bidangnya, dalam hal ini adalah olahraga catur.
Kemudian juga kita melihat dalam bidang musik misalkan ada maestro-maestro musik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata meskipun di dunia ini juga sama, ada jutaan orang yang dia menekuni permainan musik.
Nah, jadi kemudian apa yang dimaksudkan sebagai keahlian?
Nah, jadi keahlian adalah kinerja elite, puncak atau sangat tinggi pada tugas tertentu atau dalam domain tertentu.
Nah, jadi di sini ada dua kata kunci yang bisa kita ambil dari kata keahlian, yaitu yang pertama adalah kinerja elite, puncak atau sangat tinggi.
Jadi seseorang itu dianggap sebagai ahli, dianggap sebagai master, katakanlah seperti itu ya, itu harus memiliki keterampilan atau penguasaan yang sangat tinggi.
Hanya selected few ya atau hanya orang-orang tertentu atau hanya orang-orang dengan jumlah yang sedikit begitu, yang bisa mencapai level itu.
Nah, kemudian orang yang ahli tadi itu biasanya dia terbatas pada tugas atau domain tertentu.
Nah, jadi orang yang dianggap ahli itu bukan berarti dia kemudian menguasai semua bidang atau banyak bidang.
Ketika dia bisa menguasai satu bidang saja tapi dia memiliki kinerja yang di atas rata-rata, yang hanya beberapa orang atau sekumpulan kecil orang yang bisa mencapai strata itu maka dia akan disebut juga sebagai seorang ahli.
Nah, kemudian ini juga ada semacam pembedaan ya antara ahli sebagai hasil kerja keras dan ahli karena bakat bawaan.
Nah, karena sebagian orang masih mempercayai bahwa orang yang begitu ahli, orang yang menjadi master dalam satu bidang itu karena dia ditentukan oleh bakatnya.
Nah, nanti akan kita lihat bahwa mungkin memang bakat itu akan membawa satu pengaruh namun usaha atau kerja keras itu akan memberikan proporsi yang biasanya jauh lebih besar.
Nah, namun di sini biasa terutama dalam bahasa Inggris yaitu memang ada pembedaan istilah-istilah itu.
Jadi orang yang mendapatkan keahlian sebagai hasil kerja keras dan latihan itu akan dianggap sebagai master atau virtuoso.
Nah, jadi mereka dipanggil sebagai master atau virtuoso.
Nah, apa saja sih sebenarnya keahlian yang merupakan, mayoritas merupakan hasil dari kerja keras dan latihan?
Nah, jadi mungkin kalau kita ambil contoh orang yang mempunyai performa tinggi di bidang atletik, misalkan.
Jadi misalkan dia adalah seorang juara di bidang lari jarak jauh.
Nah, jadi meskipun ada kemungkinan dia membutuhkan bakat namun kita bisa duga bahwa sebagian besar dari pencapaiannya itu karena disebabkan oleh latihan atau kerja keras yang bertahun-tahun.
Nah, jadi dia harus melatih dirinya, dia harus melatih staminanya, dia harus melatih otot tubuhnya, dia harus melatih nafasnya agar dia menjadi seorang pelari yang bisa menempuh jarak yang jauh.
Nah, kemudian ada juga keahlian yang dianggap sebagai lebih banyak terkait dengan bakat bawaan.
Nah, ini disebut sebagai jenius atau prodigy.
Nah, jadi orang-orang yang seperti ini biasanya akan terkait dengan suatu bidang seni ya.
Jadi misalkan orang yang memiliki bakat atau orang yang dia menjadi seorang pelukis yang baik atau seorang pemain musik yang baik itu biasanya akan melibatkan relatif lebih banyak bakat bawaan.
Karena memang harus diakui tidak semua orang itu bahkan bisa melukis dalam artian yang dasar.
Jadi menggambar bentuk paling dasar saja, gambar orang gambar binatang gitu ya, kita harus akui bahwa tidak semua orang itu mampu melakukannya.
Atau misalkan seorang penyanyi yang memiliki performa yang sangat tinggi, misalkan, harus kita akui bahwa tidak semua orang itu memiliki kemampuan untuk bahkan menyanyi pada level-level paling dasar.
Jadi itu sebab keahlian yang seperti ini biasanya akan dianggap sebagai akan melibatkan semacam bakat bawaan yang lebih besar.
Meskipun nanti sekali lagi akan kita lihat bahwa pada satu titik orang-orang yang mencapai level expert tadi itu secara rata-rata ya, di backup oleh banyak penelitian, bahwa tetap ya kerja keras, bahwa latihan yang terus menerus, latihan yang tekun, upaya ekstra itu yang akan memberikan kontribusi yang lebih besar.
Nah, kemudian apa sebenarnya yang menjadi komponen dari sebuah keahlian?
Jadi orang yang ahli itu paling tidak harus memiliki tiga komponen ya, yaitu yang pertama adalah pengetahuan, yang kedua keterampilan dan yang ketiga biasanya diiringi dengan prestasi atau pencapaian.
Nah, sebagai contoh kita ambil orang yang ahli dalam bidang catur atau seorang grand master.
Nah, pada level yang paling awal dia harus memiliki pengetahuan ya.
Jadi dia harus tahu ketika bidak itu bagaimana cara melangkahnya.
Kuda, misalkan, dia harus tahu bahwa kuda itu melangkah dengan membentuk seperti huruf L, misalkan.
Kemudian benteng, apa yang harus dilakukan oleh benteng, benteng bergerak mengikuti arah seperti apa, kemudian ada menteri dan seterusnya.
Nah, jadi minimal seorang ahli itu harus memiliki pengetahuan terlebih dahulu.
Sama seperti seorang ahli musik biola misalkan, dia harus minimal mengetahui tentang kunci-kunci yang harus dia lakukan ya ketika sedang bermain biola.
Bagaimana posisi jarinya, bagaimana cara menggesek biola.
Nah, hal itu merupakan pengetahuan dasar yang mutlak dibutuhkan oleh seseorang sebelum mencapai level ahli.
Nah, kemudian setelah dia memiliki pengetahuan maka level berikutnya yang harus dia ketahui adalah keterampilan.
Nah, jadi disinilah biasanya keterampilan itu akan sangat berbanding lurus dengan upaya atau usaha dengan bakat tadi itu ya, kombinasi dari upaya dan bakat.
Nah, keterampilan inilah yang kemudian akan membuat seseorang itu bisa menggunakan pengetahuan yang dia miliki itu untuk mencapai level ahli tadi.
Nah, jadi kembali kepada contoh pemain catur, setelah dia mengetahui bagaimana cara catur bergerak, bagaimana strategi dasarnya, dengan keterampilan yang dia asah selama bertahun-tahun, dengan ribuan jam dia berlatih catur maka kemudian dia bisa menggunakan keahlian itu dalam sebentuk keterampilan.
Dan keterampilan inilah kemudian biasanya akan memiliki level yang berbeda.
Ada orang yang memiliki keterampilan yang tinggi ada yang sedang-sedang saja ada yang rendah.
Meskipun pengetahuan tentang caturnya mungkin sama.
Karena pada dasarnya pengetahuan dasar tentang catur itu mungkin tidak terlalu rumit ya.
Tetapi keterampilan untuk menggunakan pengetahuannya itulah yang akan membedakan antara orang yang satu dengan orang yang lainnya.
Nah, kemudian biasanya orang yang ahli juga akan memiliki prestasi atau pencapaian.
Jadi seorang yang memiliki keahlian tinggi dalam bidang catur dia akan memiliki peringkat yang tinggi, akan mendapatkan gelar grandmaster, misalkan, atau dia akan sering menjuarai berbagai macam turnamen catur.
Kemudian juga orang yang dia memiliki keahlian dalam bidang ilmu engineering, misalkan, maka dia akan memiliki prestasi atau pencapaian karena dia bisa merancang begitu banyak bangunan maupun sarana infrastruktur yang lainnya.
Nah, jadi biasanya orang yang ahli itu karena dia dianggap memiliki tingkat kemampuan yang di atas rata-rata, yang hanya beberapa orang yang mampu mencapai hal itu maka otomatis demand-nya atau permintaan akan keahliannya itu akan meningkat.
Nah, itulah sebabnya ketika itu juga pencapaian atau prestasi biasanya akan mengikuti orang-orang yang memiliki keahlian.
Nah, kemudian pertanyaannya adalah berapa lama dibutuhkan untuk menjadi ahli?
Nah, menariknya terdapat penelitian tahun 93 yang meneliti pemain biola paling sukses ya, itu ternyata diketahui menghabiskan rata-rata 10.000 jam berlatih saat usia mencapai 20 tahun.
Jadi pada kasus pemain biola ini seorang pemain biola itu sebelum usia dia itu mencapai 20 tahun dia sudah harus menghabiskan setidaknya 10.000 jam waktu untuk berlatih.
Nah, di sini kita bisa lihat ya bahwa sepuluh ribu jam kalau dikonversikan menjadi hari itu mungkin akan sekitar 400 hari lebih ya.
Jadi bayangkan bahwa seseorang itu untuk bisa menjadi ahli main biola itu seakan-akan dia harus berlatih satu tahun lebih tanpa henti.
Nah, jadi artinya di sini satu hal yang bisa kita pahami dari sini adalah bahwa ternyata waktu itu tidak bisa dibohongi.
Jadi dibutuhkan waktu, dibutuhkan proses untuk seseorang itu menjadi ahli dalam bidang tertentu.
Jadi tidak ada cerita bahwa untuk kita menjadi ahli, untuk kita bisa mencapai level yang begitu tinggi itu kemudian bisa dicapai waktu yang instan.
Jadi sebesar apapun bakat seseorang itu tetap akan membutuhkan suatu fungsi yang dinamakan waktu.
Jadi waktu ini tidak bisa dicurangi.
Waktu ini tidak bisa di-shortcut.
Waktu ini harus dijalani gitu ya.
Mau tidak mau kita harus mau bersabar dan menjalani semua prosesnya yang itu adalah seiring dengan waktu.
Nah, meskipun kita juga harus pahami bahwa 10.000 jam ini kemungkinan juga apa ya?
Bukan berlaku umum ya, karena penelitian itu sendiri berfokus pada seorang pemain biola.
Nah, bagaimana dengan keahlian yang lain?
Dengan keahlian yang lain mungkin saja akan bervariasi.
Ada yang membutuhkan waktu lebih lama tapi juga akan membutuhkan waktu yang lebih singkat, bisa saja seperti itu.
Hanya saja satu hal yang pasti bahwa proses yang berbanding lurus dengan waktu itu bukan merupakan suatu hal yang bisa kita persingkat, bukan suatu hal yang kita bisa curangi begitu ya, dengan mem-bypass kebutuhan waktu kemudian berharap bahwa tanpa waktu yang panjang kita menjadi seorang ahli begitu saja.
Jadi itu hampir tidak mungkin karena itu didukung oleh sebuah riset yang cukup solid.
Nah, kemudian pertanyaan berikutnya adalah namun apakah benar demikian bahwa hanya waktu saja ya, hanya waktu saja hanya komponen waktu saja yang benar-benar bisa membedakan antara seseorang itu menjadi ahli atau tidak?
Nah, ternyata tidak demikian ya karena ada semacam prasyarat lainnya selain waktu yaitu latihan biasa memang akan membantu seseorang menjadi terampil.
Jadi ketika kita hanya menghabiskan waktu begitu saja dan melatih apa yang kita bisa itu memang kita akan menjadi terampil.
Tetapi untuk mendapatkan keahlian sejati itu melibatkan latihan yang melampaui tingkat keterampilan dan pengetahuan saat ini.
Nah, jadi apa maksud pernyataan ini?
Jadinya ketika kita hanya berlatih dengan cara yang sama dan itu berulang-ulang, meskipun itu dilakukan dalam jangka waktu lama maka itu tidak akan optimal.
Nah, sebagai contoh seperti ini, misalkan kita sudah mampu untuk melakukan lari selama 20 menit.
Nah, kemudian tiap hari kita berlatih lari terus menerus begitu ya, tapi masalahnya per harinya kita hanya tetap berlari selama 20 menit.
Jadi kita tidak melakukan porsi tambahan latihan begitu ya.
Nah, apa yang terjadi?
Nah, ketika kita hanya berlatih secara terus menerus ya dengan waktu yang hanya 20 menit maka mungkin kita akan kuat lari tetapi performance kita tidak akan bisa bertambah baik.
Nah, idealnya adalah ketika kita ingin mencapai suatu tingkat performance yang lebih tinggi maka porsi latihan yang 20 menit tadi harus kita tingkatkan secara waktu demi waktu.
Nah, itu juga akan berlaku ya dalam bidang yang lain.
Jadi dalam bidang musik, dalam bidang olahraga, dalam bidang pengetahuan yang lain.
Itu harus ada semacam rencana ya bahwa latihan kita itu tidak hanya mengulangi hal yang sama.
Tetapi kita harus punya rencana, kita harus punya fokus bahwa kita menginginkan bahwa latihan kita hari per hari itu akan semakin sulit, akan memiliki tujuan yang lebih tinggi, akan berfokus pada hal-hal yang baru sehingga apa yang kita miliki itu atau keterampilan kita itu seiring dengan waktu akan semakin baik.
Nah, latihan yang seperti tadi itu dinamakan sebagai deliberate practice ya.
Jadi dalam bahasa Inggrisnya itu deliberate practice artinya latihan biasa saja tidak akan membawa banyak hasil meskipun itu akan membuat kita terampil tetapi untuk mendapatkan keahlian sejati kita harus melakukan apa yang dinamakan sebagai deliberate practice juga.
Nah, lantas secara practical ya secara praktis, apa saja yang bisa kita lakukan agar menjadi seorang ahli?
Nah, jadi ada setidaknya tiga cara ya nanti kita akan lihat satu per satu bagaimana kita sebagai seorang yang mungkin belum memiliki keahlian yang menonjol itu kemudian kita menginginkan untuk menjadi ahli dalam satu bidang tertentu.
Nah, jadi cara yang pertama adalah bahwa dibutuhkan usaha keras.
Jadi karena keahlian tadi itu hanya dikuasai oleh segelintir kecil orang maka otomatis ya entry point-nya akan sulit ya.
Pintu masuknya akan sulit.
Tidak semua orang itu kemudian bisa mencapai level itu.
Artinya bahwa itu hanya bisa dikuasai oleh orang-orang tertentu pastilah akan ada upaya yang luar biasa untuk mencapai level itu.
Jadi kita harus siap mendedikasikan waktu, energi dan kerja keras.
Jadi walaupun bakat kita besar tetapi ketika tidak ada dedikasi waktu, energi dan kerja keras yang juga besar maka kondisi itu hanya akan tidak optimal begitu ya.
Karena sebenarnya kalau kita ibaratkan bakat itu sebenarnya hanya modal awal.
Jadi orang yang memiliki uang 500 ribu dengan 100 ribu, katakanlah ya, itu selalu sama-sama bisa mencapai Bandung ke Jakarta.
Jadi ada orang punya 500 ribu, orang satunya punya 100 ribu dia pingin pergi dari Bandung ke Jakarta.
Apakah dua-duanya bisa sampai? Bisa saja.
Hanya saja orang yang memiliki modal lebih besar mungkin akan lebih mudah untuk mencapai Jakarta.
Dia bisa memilih mode transportasi yang dia inginkan.
Nah, namun sebaliknya, meskipun orang ini memiliki modal yang besar, 500 ribu ya tapi ketika dia tidak memiliki energi, tidak memiliki waktu, tidak memiliki niat yang kuat, ya dia tidak akan pernah keluar dari kamar rumahnya ya dan tidak akan pernah mencapai Jakarta.
Sedangkan orang yang memiliki 100 ribu, yang memiliki bakat lebih kecil tapi dia memiliki dedikasi yang tinggi, dia mau keluar dari rumahnya, dia mau menuju ke stasiun atau terminal maka dengan uang seperti itu ya yang hanya 100 ribu tadi, ada kemungkinan dia justru malah yang mencapai Jakarta, malah dia yang justru mencapai atau meraih tujuan yang dia cita-citakan.
Nah, kemudian yang kedua adalah cara agar menjadi ahli dibutuhkan yang namanya deliberate practice.
Jadi meskipun kita butuh latihan tetapi untuk mencapai performa tertinggi maka kita harus memiliki semacam latihan yang terstruktur.
Jadi deliberate practice disini di diartikan sebagai latihan yang memiliki tujuan dan sistematis.
Jadi kita tidak hanya mengulang ya, hanya mengulang secara hal yang sama tetapi ada tujuan bahwa semakin lama dengan target waktu tertentu maka tujuan kita akan diubah menjadi lebih tinggi sehingga setelah beberapa waktu tertentu maka kemampuan yang kita punya itu juga akan meningkat.
Jadi tidak hanya mengulang hal yang sama.
Kita hanya akan menjadi terampil dengan mengulang hal yang sama tapi ketika kita ingin menjadi seorang ahli yang sejati maka kita harus memiliki target dan porsi latihan kita pun harus selalu meningkat dari waktu ke waktu.
Nah, kemudian yang berikutnya juga adalah dibutuhkan tantangan ya untuk seorang itu menjadi ahli.
Jadi tantangan itu adalah sebuah apa ya, sebuah rangsangan untuk kita menjadi terus menerus menjadi lebih baik begitu ya.
Nah, dalam bentuk apa tantangan ini? Macam-macam.
Nah, kalau dalam konteks olahragawan mungkin tantangan itu dalam bentuk kompetisi.
Nah, jadi dengan kompetisi inilah dia bisa menguji ya, bisa menguji sebenarnya sejauh mana dia itu sudah berkembang.
Dia sudah berlatih, dia sudah melakukan semuanya itu di sesi-sesi latihan, dia sudah melakukan deliberate practice, nah deliberate practice ini kan kemudian perlu untuk diuji.
Nah, pengujian yang sesungguhnya itu biasanya terdapat dalam sebuah kompetisi di mana dia bisa berhadapan dengan atlet-atlet yang lainnya.
Dan disanalah dia bisa memperbandingkan ya tingkat penguasaan dia terhadap suatu keahlian tertentu.
Nah, ketika dia ternyata bisa berada dalam posisi yang baik ya dalam sebuah kompetisi maka itu menjadi sebuah pertanda bahwa mungkin sebenarnya dia sudah berada di trek yang benar.
Begitu juga sebaliknya, ketika dalam kompetisi ini dia masih belum bisa berbicara banyak maka mungkin dia harus mempersiapkan diri lebih baik atau berlatih secara lebih teratur dan sistematis sehingga ketika dia menghadapi tantangan berikutnya atau ketika dia menghadapi kompetisi berikutnya maka dia bisa mendapatkan hasil yang lebih baik.
Nah, kemudian apa yang bisa kita simpulkan dari pembahasan kita tentang bagaimana cara menjadi seorang yang ahli tadi?
Jadi akhirnya kesimpulan yang pertama menunjukkan bahwa penelitian menyatakan keahlian lebih berkaitan dengan pengetahuan yang diperoleh alih-alih kemampuan mental bawaan.
Jadi kalau tadi kita berusaha mempertentangkan ya atau memperbandingkan antara usaha dengan bakat maka penelitian yang sudah cukup banyak dilakukan itu menyatakan bahwa meskipun bakat itu pada satu titik memang memiliki peran ya.
Jadi kita pun tidak bisa menafikan peran bakat ya.
Jadi dia memiliki peran tetapi akhirnya bakat hanya sekedar potensi, bakat itu hanya sebuah modal awal.
Artinya bakat itu akan dibawa ke mana, bakat itu akan dikembangkan sampai sejauh mana itu lebih banyak tergantung dari upaya dari sebuah latihan, dari sebuah komitmen begitu ya.
Jadi kita harus tetap berlatih, kita tetap membutuhkan waktu yang panjang, kita harus memiliki komitmen agar bisa membangkitkan apapun bakat-bakat yang kita miliki untuk menjadi orang dengan kemampuan yang luar biasa.
Nah, kemudian kesimpulan yang kedua adalah ketika bakat dan keterampilan tadi atau pengetahuan tadi memiliki fungsinya masing-masing, memang pada idealnya kita bisa menyesuaikan antara bakat dan usaha.
Jadi ini akan menjadi kombinasi yang maut begitu ya.
Jadi sebelum kita memang memilih suatu bidang tertentu ada baiknya kita mengenal diri kita terlebih dahulu.
Mengenal bakat kita terlebih dahulu.
Nah, setelah bakat kita itu kita kenali maka idealnya sesuaikan bakat itu dengan tujuan kita.
Nah, jadi dengan adanya bakat, dengan usaha yang juga besar maka diharapkan hasilnya pun menjadi luar biasa.
Nah, pertanyaannya adalah bagaimana cara kita untuk mengenali bakat?
Nah, jadi ada beberapa cara ya yang mungkin bisa dilakukan.
Jadi yang pertama kita bisa mengikuti semacam tes formal ya pencarian minat atau bakat.
Tes-tes psikologi itu sebagian diantaranya bisa dirancang untuk mengetahui kekuatan diri kita untuk mengetahui bakat kita.
Nah, dari hasil tes itulah kemudian kita akan mencocokkan antara pilihan bidang kita dengan apa yang bakat yang kita miliki.
Nah, kemudian cara yang kedua agar kita bisa memahami bakat adalah dengan melihat diri kita dengan kita melakukan semacam refleksi diri begitu ya.
Jadi tanyakan pada diri sendiri saat melakukan apa kita tuh merasa ringan, saat melakukan hal apa kita tuh merasa enjoy begitu ya.
Jadi ketika misalkan ada suatu hal yang kita lakukan dalam bidang ilmu pengetahuan, dalam bidang seni atau dalam bidang musik atau dalam bidang olahraga, coba kenali di mana kita tuh paling enjoy dalam melakukannya.
Jadi ketika kita melakukan itu tuh seakan-akan kita lupa waktu gitu ya.
Kita lupa waktu, kita begitu terlibat dalam kegiatan tersebut.
Nah, itu bisa menjadi sebuah tanda bahwa kita enjoy kita merasa mengalami flow gitu ya.
Kita mengalir begitu saja. Kita tidak memperhatikan waktu, kita tidak memperhatikan sekitar kita.
Kita enjoy sekali. Kita terserap dalam aktivitas tersebut.
Nah, ketika kita bisa mengenali suatu aktivitas yang kita memiliki flow di dalamnya maka itu menjadi sebuah petunjuk ya, sebuah tanda bahwa mungkin itu adalah suatu bidang yang kita memiliki bakat, kita memiliki minat yang besar di dalamnya.
Cara yang kedua adalah juga selain flow tadi kita coba lihat juga ketika melakukan apa kita itu memiliki kinerja yang paling tinggi.
Jadi misalkan ketika melakukan sesuatu, ketika kita melihat teman kita melakukan hal yang sama itu teman kita terasa mengalami kesulitan ya.
Dia mengalami kesulitan untuk mencapai hasil tertentu.
Tapi ketika kita melakukan hal yang sama ternyata kita itu memiliki hasil yang lebih baik dengan teman kita bahkan dengan effort yang lebih rendah.
Nah, ketika kita memiliki tingkat performance yang tinggi kemudian juga diiringi dengan flow maka itu menjadi sebuah pertanda bahwa itu mungkin yang akan menjadi minat dan bakat kita.
Nah, setelah kita menemukan minat dan bakat tadi kemudian kombinasikan hal itu dengan upaya yang juga tersistematis tadi ya, dengan deliberate practice.
Nah, dengan kombinasi dua hal itu maka mudah-mudahan kita bisa menguasai bidang keahlian apapun yang kita inginkan.[]