Video Youtube
Apa perbedaan antara iri dan cemburu?
Iri terjadi ketika kita tidak memiliki sesuatu yang dimiliki oleh orang lain.
Cemburu terjadi ketika sesuatu yang sudah kita miliki (biasanya hubungan khusus) diancam oleh orang ketiga.
Iri adalah situasi yang melibatkan dua orang sedangkan cemburu melibatkan tiga orang.
Iri adalah reaksi dari kekurangan sesuatu. Cemburu adalah reaksi atas ancaman kehilangan sesuatu (biasanya seseorang).
Lantas bagaimana cara mengatasi iri dan cemburu? Simak video podcastnya.
Klik Tombol Play untuk Mendengarkan
Podcast Syafril Hernendi bisa didengarkan di Apple Podcasts & Spotify
Transkrip Video Podcast
Apa perbedaan antara iri dan cemburu?
Nah, jadi memang dua kata ini sering dipertukarkan ya.
Jadi ketika kita bertanya kepada sepuluh orang yang berbeda mungkin mereka akan memiliki sepuluh macam jawaban yang berbeda juga.
Nah, namun nanti akan kita lihat bahwa iri dan cemburu itu memiliki artinya masing-masing.
Kita nanti juga akan lihat apa saja sih fakta-fakta yang terkait dengan iri dan cemburu.
Nah, jadi yang pertama kita akan membahas tentang iri ya.
Jadi iri itu terjadi ketika kita tidak memiliki sesuatu yang dimiliki oleh orang lain.
Nah, jadi kepemilikan ini tidak hanya sifatnya materi ya, tidak hanya yang bersifat kebendaan tapi juga sebuah kondisi tertentu.
Nah, contoh misalkan ketika kita merasa iri ketika tetangga kita memiliki mobil baru sedangkan kita masih belum memiliki mobil atau masih memiliki mobil yang lama, nah itu juga masuk dalam kategori rasa iri.
Nah, namun iri yang dipicu oleh sesuatu yang bersifat kebendaan ya atau materi.
Nah, namun kita juga mungkin merasa iri kepada tetangga kita karena kita melihat bahwa dengan dia yang nampaknya tidak banyak melakukan upaya ya, dia tidak bekerja sekeras kita, dia lebih banyak terlihat santai tetapi ternyata tetangga kita itu memiliki penghasilan yang lebih baik dari kita.
Nah, jadi rasa iri itu muncul bukan kepada hal yang langsung bersifat materi tapi terkait dengan sesuatu yang sifatnya keadaan ya.
Jadi bahwa kondisi mereka, kondisi tetangga kita itu membuat kita merasa iri karena mereka terlihat memiliki sebuah kondisi yang lebih mudah daripada yang kita miliki.
Nah, kemudian cemburu itu terjadi ketika sesuatu yang sudah kita miliki biasanya berupa hubungan khusus itu diancam oleh orang ketiga.
Nah, jadi kalau iri tadi kita merasa tidak suka ya dengan kepemilikan orang lain, nah cemburu itu kita sudah memiliki sesuatu atau seseorang dan kita merasa terancam bahwa apa yang kita miliki itu akan direbut oleh pihak lain.
Nah, memang pada dasarnya cemburu itu juga akan lebih tertitik beratkan ya pada hubungan khusus ya, jadi kepemilikan yang berupa relasi atau bukan barang ya, tetapi misalkan hubungan, apakah itu hubungan romantis atau hubungan persaudaraan misalkan atau pertemanan.
Nah, kemudian iri adalah situasi yang melibatkan dua orang, sedangkan cemburu melibatkan tiga orang.
Nah, jadi tadi sudah disampaikan bahwa iri itu kita berarti merasa tidak suka dengan orang lain.
Nah, jadi ini biasanya melibatkan paling tidak dua pihak.
Nah, sedangkan cemburu itu setidaknya akan melibatkan tiga pihak yaitu diri kita kemudian orang yang kita anggap berharga ya, kemudian orang ketiga yang dia itu datang untuk mengancam atau merebut orang yang berharga buat kita tadi.
Nah, iri juga merupakan reaksi yang muncul akibat dari kekurangan sesuatu, sedangkan cemburu adalah reaksi atas ancaman kehilangan sesuatu.
Nah, jadi karena kita merasa tidak memiliki sesuatu ya, kita kekurangan sesuatu maka kita akan muncul rasa iri kepada orang lain.
Nah, sedangkan cemburu itu lebih di titik beratkan pada sebuah perasaan terancam ya, terancam kehilangan sesuatu atau seseorang yang sudah kita miliki sebelumnya.
Nah, itu tadi merupakan beberapa fakta ya atau hal yang terkait dengan iri dan cemburu.
Nah, namun juga ada fakta-fakta lainnya yang mungkin akan patut kita bahas di kesempatan kali ini.
Nah, jadi yang pertama adalah iri dan cemburu bisa terjadi dalam semua jenis hubungan.
Nah, jadi meskipun cemburu misalkan ya itu identik dengan hubungan romantis ya, hubungan antar pasangan tetapi sebenarnya cemburu bisa juga terjadi pada hubungan antara orang tua dengan anaknya, misalkan.
Jadi bisa saja seorang anak itu merasa cemburu dengan saudaranya karena dia khawatir kasih sayang orang tuanya itu akan hilang atau akan terkurangi karena adanya saudaranya yang juga mendapatkan limpahan kasih sayang yang mungkin menurut dia kok semakin lama semakin membesar.
Nah, ketakutan seorang saudara kepada saudaranya yang lain itu, itu juga bisa masuk dalam definisi cemburu ya, meskipun itu tidak terkait dengan hubungan romantisme.
Nah, cemburu juga bisa terjadi antara teman ya.
Jadi misalkan melibatkan tiga orang teman dan dua orang teman itu ternyata bersaing atas perhatian dan waktu dari seorang teman yang lainnya.
Nah, jadi mereka berebut perhatian ya karena mereka ingin supaya teman yang menjadi favorit mereka itu bisa menghabiskan waktu lebih banyak dengan mereka.
Nah, ini pun juga bisa masuk kondisi cemburu yang tidak mesti dalam konteks hubungan romantis.
Nah, kemudian iri dan cemburu bisa rasional namun bisa pula tidak rasional.
Jadi meskipun mungkin kita akan melihat nanti ya bahwa kebanyakan iri dan cemburu itu mungkin saja itu sifatnya lebih tidak rasional tetapi sebenarnya mereka juga bisa bersifat rasional.
Jadi contohnya seseorang yang merasa iri ketika teman di kantornya itu mendapatkan promosi, padahal menurut dia, kinerjanya, kemudian upayanya dan segala sesuatu itu sama atau hampir mirip.
Tetapi dia merasa iri kenapa kok temannya yang justru mendapatkan promosi sedangkan dia tidak.
Nah, mungkin iri yang seperti ini setidaknya memiliki landasan ya, karena dia memiliki semacam informasi atau data setidaknya ya, bahwa dia merasa bahwa kinerjanya, kinerja yang juga tercantum dalam catatan perusahaan gitu ya, itu mirip tetapi kenapa kok dia kemudian yang justru tidak naik pangkat sedangkan teman yang lainnya malah justru naik pangkat.
Nah, ini adalah sebuah rasa iri yang mungkin ada dasarnya atau ada justifikasinya.
Nah, itu bisa dianggap sebagai iri yang sifatnya rasional.
Nah, namun rasa iri yang kemudian muncul tanpa sebab, kita hanya merasa tidak suka dengan orang lain atas kepemilikan mereka atau atas pencapaian mereka, nah itu bisa masuk dalam konteks iri yang tidak rasional ya.
Jadi meskipun mereka itu tidak menyakiti kita, meskipun mereka tidak merugikan kita tetapi serta merta kita merasa muncul rasa tidak suka ya atau bahkan rasa benci hanya karena mereka memperoleh sesuatu yang kita tidak peroleh.
Nah, rasa iri yang seperti itu, itu bisa masuk dalam konteks rasa iri yang sifatnya tidak rasional atau tidak memiliki alasan yang jelas gitu ya.
Itu hanya murni sebuah emosi negatif yang muncul dari diri kita sendiri.
Nah, kemudian fakta lain tentang iri adalah ternyata iri itu juga terkait dengan rasa benci.
Nah, tadi sudah kita sampaikan bahwa suatu iri, rasa iri yang terutama yang sifatnya tidak rasional itu akan mendorong rasa benci atau rasa tidak suka.
Nah, rasa benci ini muncul karena seseorang memiliki kepemilikan yang kita juga ingin miliki.
Nah, jadi sebenarnya karena mereka memiliki sesuatu kita belum memilikinya meskipun mereka itu tidak melakukan suatu kerugian, tidak melakukan suatu tindakan yang jahat kepada kita tetapi karena kita memiliki rasa iri sekonyong-konyong, seujung-ujung, tiba-tiba begitu ya, kita merasa memiliki perasaan tidak suka atau memiliki perasaan benci kepada orang tersebut.
Nah, kemudian juga iri lebih mungkin terjadi pada orang yang dikenal.
Nah, jadi biasanya ini, rasa iri atau emosi negatif ini akan cenderung muncul pada orang-orang yang sering berhubungan dengan kita ya.
Jadi jarang kita itu ketika bertemu di jalan dengan mobil yang bagus misalkan ya, kemudian tanpa alasan yang jelas kita merasa iri kepada orang yang membawa mobil bagus tadi.
Padahal orang tersebut tidak kita kenal.
Nah, biasanya ketika kita mengalami kejadian-kejadian yang serupa itu jarang ya sekonyong-konyong rasa iri itu tuh muncul.
Nah, namun orang yang kita kenal, apakah itu saudara kita, apakah itu tetangga kita, apakah itu teman kita itu lebih bisa memicu rasa iri.
Karena orang yang kita kenal itu berarti juga menjadi bagian dari semesta hidup kita.
Jadi kita sering bertemu mereka, kita sering melihat mereka, tidak hanya sekali melihat kemudian tidak pernah bertemu kembali ya.
Nah, jadi karena mereka menjadi bagian dari semesta kita maka biasanya rasa iri itu lebih mungkin muncul pada orang yang kita kenal.
Nah, kemudian juga fakta lain yang terkait dengan iri adalah terdapat dua sisi iri gitu ya.
Jadi yang pertama adalah iri yang sifatnya negatif.
Yang orang yang memiliki kecenderungan ini akan berharap buruk atau memiliki niat buruk pada orang lain.
Jadi karena kita melihat ada seseorang yang mendapatkan suatu hal atau mengalami pencapaian tertentu kita kemudian memiliki niat buruk untuk mencelakakan orang itu misalkan ya.
Atau minimal pun tidak mencelakakan tetapi kita diam-diam berharap bahwa orang itu segera kehilangan sesuatu ya, supaya nanti kemujuran atau kepemilikan yang dia punyai itu menjadi tidak dia punyai lagi begitu ya.
Nah, itu adalah sebuah konsekuensi dari rasa iri yang sifatnya negatif.
Nah, namun di lain pihak juga, rasa iri ini juga bisa memiliki nuansa positif.
Nah, jadi karena kita melihat orang lain itu berhasil, kita menjadi iri kepada mereka.
Nah, kemudian rasa itu, rasa iri tadi ya menjadi dorongan kita untuk menjadi lebih baik.
Karena mungkin kita beranggapan loh dia saja bisa mendapatkan suatu hal, kita juga pantas dong, kita juga layak dong untuk mendapatkan hal itu.
Nah, berdasarkan dari tekad itu kemudian kita ingin membuktikan itu menjadi semacam mendorong begitu ya bahwa kita pun layak mendapatkan hal itu kemudian kita juga melakukan upaya-upaya positif untuk bisa mencapai apapun itu yang dicapai orang oleh orang lain.
Nah, lantas yang terakhir adalah bagaimana untuk kita bisa mengatasi rasa iri.
Nah, jadi memang ini kita lebih banyak bertitik berat pada iri ya, meskipun mungkin beberapa diantara poin-poin yang tadi sudah kita sampaikan itu juga bisa diterapkan pada rasa cemburu.
Namun memang secara umum ini nanti akan lebih banyak menitikberatkan pada rasa iri.
Nah, jadi cara pertama yang bisa dilakukan untuk mengatasi iri adalah dengan bersyukur.
Nah, ini mungkin nampak klise ya, tapi memang begitulah sebenarnya gitu ya.
Dengan bersyukur itu akan membuat kita berfokus pada apa yang kita miliki.
Jadi bukannya berfokus pada apa yang tidak kita miliki.
Karena dengan kita berfokus pada apa yang tidak kita miliki itu akan menjadi semacam lingkaran setan yang tidak akan pernah berhenti.
Nah, misalkan pada satu titik kita merasa iri kepada tetangga A kita ya.
Karena dia memiliki sesuatu hal.
Nah, karena satu dan lain hal ternyata akhirnya kita juga bisa memiliki suatu benda atau materi yang dimiliki oleh tetangga A.
Tetapi karena kita tidak pernah bersyukur, karena kita selalu melihat apa yang tidak kita punya maka hal itu hanya akan, kepuasan tadi ya, kepuasan setelah memiliki suatu kepemilikan oleh tetangga A tadi hanya akan bertahan sebentar.
Karena ketika kita melihat ternyata tetangga B kemudian juga memiliki suatu hal yang lain, kita akan kembali merasakan iri kembali gitu ya dan berusaha untuk mengejar kembali apa yang menjadi milik dari tetangga B, begitu seterusnya.
Nah, jadi ini hanya akan menimbulkan semacam siklus yang tidak pernah berhenti ya.
Hidup kita akan selalu merasa kekurangan dan tidak akan merasa tenang gitu ya.
Kita akan selalu menganggap bahwa apa yang kita miliki itu kurang.
Nah, dengan kita bersyukur maka kita tidak akan berfokus pada yang tidak kita miliki tetapi lebih berfokus kepada apa yang kita miliki.
Kita akan benar-benar menginginkan apa yang kita miliki gitu ya.
Kita tidak akan mudah tergoda untuk kemudian mencari apa pun yang belum kita miliki.
Karena tadi sudah disampaikan hanya berfokus pada yang kita yang tidak kita miliki itu hanya akan menimbulkan semacam lingkaran tidak berujung ya, yang membuat hidup kita tidak akan pernah tenang.
Nah, kemudian cara kedua untuk mengatasi iri adalah jangan membandingkan dengan orang lain.
Nah, jadi karena setiap orang itu memiliki latar belakang yang berbeda, memiliki kondisi yang berbeda maka menjadi tidak fair kalau kita membandingkan diri kita dengan orang lain.
Pun, kita ingin membandingkan maka bandingkanlah diri kita dengan diri kita sendiri.
Bandingkan diri kita dengan beberapa tahun yang lalu, misalkan.
Ketika kita melihat bahwa diri kita itu semakin baik dari beberapa tahun yang lalu maka itu sudah cukup sebenarnya untuk beranggapan bahwa diri kita sudah berada di jalur yang benar.
Bahwa kita tuh sebenarnya sudah tumbuh, bahwa kita itu sebenarnya relatif terhadap diri kita, kita sudah bisa mengalahkan diri kita yang dulu.
Nah, tapi sebaliknya juga, ketika kita membandingkan diri kita dan ternyata kita masih dalam kondisi yang stuck atau bahkan lebih buruk maka itu juga menjadi sebuah bahan evaluasi untuk memperbaiki diri kita dan mencanangkan rencana-rencana untuk agar diri kita itu pada idealnya semakin lama itu akan semakin baik.
Nah, jadi dengan membandingkan, membandingkan diri kita dengan diri sendiri itu akan menjadi perbandingan yang fair ya.
Akan menjadi perbandingan yang apple to apple karena kita tahu betul bagaimana kondisi kita.
Nah, itu tidak akan berguna ya ketika kita membandingkan diri kita dengan orang lain.
Dengan segala macam perbedaan yang kita punyai maka membandingkan dengan orang lain itu tidak akan memiliki benchmark yang sama, tidak akan memiliki titik mula yang sama sehingga kita tidak akan pernah bisa menyimpulkan apapun gitu ya dan hanya tadi, kita akan terjatuh pada loop ketidakpuasan diri yang membuat kita tidak akan pernah hidup bahagia dan emosi negatif itu selalu menguasai kita.
Nah, kemudian yang ketiga, cara mengatasi iri yang bisa dilakukan adalah dengan menjadikan iri sebagai motivasi positif.
Nah, jadi pun akhirnya kita merasa iri ya, ketika kita berusaha untuk bersyukur, tidak membandingkan tapi ternyata masih ada sedikit rasa iri yang muncul, maka pastikan gunakan rasa iri itu untuk sebagai motivasi positif.
Karena kita menganggap bahwa saya juga pantas dong mendapatkan apa yang dia dapatkan, ya berarti buktikan gitu ya.
Buktikan dengan bekerja lebih keras, bekerja lebih cerdas untuk juga memperoleh apa pun yang orang lain itu dapatkan, asalkan itu masih dalam konteks-konteks yang masuk akal, masih dalam konteks-konteks yang rasional.
Nah, jadi dengan kita bisa mengatasi rasa iri tadi, mudah-mudahan hidup kita menjadi lebih tenang, kita lebih bersyukur dan diri kita tidak dipenuhi oleh emosi-emosi negatif yang hanya membuat hidup kita menjadi tidak bahagia.[]