_______
“Jika peluang tidak mengetuk, maka bangunlah pintu.” ~ Milton Berle
Milton Berle adalah aktor dan komedian Amerika Serikat. Berikut adalah uraian salah satu kutipannya.
Transkrip Video
Jika peluang tidak mengetuk maka buatlah pintu.
Nah, jadi quote ini diatributkan pada Milton Berle, dia adalah seorang aktor dan komedian asal Amerika Serikat.
Nah, jadi apa yang dikatakan oleh Berle ini setidaknya mengindikasikan bahwa manusia itu memiliki setidaknya dua sifat yang berbeda, yaitu orang yang proaktif, dengan orang yang reaktif.
Nah, proaktif didefinisikan sebagai mengendalikan situasi dengan memicu sesuatu terjadi, alih-alih meresponnya setelah terjadi.
Nah, jadi salah satu yang menjadi ciri orang proaktif adalah sifat antisipatif.
Nah, jadi dia akan mempersiapkan, dia akan merencanakan di depan agar supaya sesuatu yang menjadi tujuannya itu lebih bisa dikendalikan.
Nah, sebagai contoh orang yang proaktif adalah seorang petani yang memiliki ladang dan ternyata di sekitar ladangnya itu terdapat gerombolan kambing liar.
Nah, karena dia bersifat proaktif, maka dia mempersiapkan lahannya, mempersiapkan ladangnya dengan memagari dengan pagar yang kuat di sekeliling sayuran yang sedang dia tanam.
Nah, dengan dia bersifat proaktif seperti ini maka diharapkan kambing-kambing liar tadi tidak akan memakan tumbuhan yang dengan susah payah dia usahakan.
Sifat proaktif akan membuat hasil panennya lebih bisa dikendalikan.
Karena jika dia tidak membuat pagar dan kemudian kambing-kambing tadi akhirnya menjarah apa yang menjadi tanamannya, maka jerih payah dan hasil akhirnya yang direncanakan itu akan sulit untuk dicapai.
Nah, sebagai lawan dari yang proaktif adalah orang yang memiliki sifat reaktif.
Reaktif sendiri didefinisikan sebagai bertindak sebagai respon terhadap suatu situasi, alih-alih mengendalikannya.
Nah, jadi kembali ke contoh petani tadi, berarti petani yang reaktif meskipun dia tahu sebenarnya bahwa ada kumpulan kambing yang siap memakan sayurannya, namun dia tidak melakukan langkah antisipatif dengan berusaha mencegahnya.
Nah, jadi dia hanya membiarkan saja sayurannya dan karena memang terdapat rombongan-rombongan kambing di sekitarnya, maka besar kemungkinan sayuran yang sudah diusahakannya itu akan dijarah oleh kambing-kambing liar tadi.
Nah, ketika kambing liar sudah menjarah barulah dia kemudian merespon situasi tersebut.
Namun, respon yang terlambat ini respon yang tidak dipersiapkan sebelumnya biasanya tidak akan efektif karena kemungkinan sebagian dari tanaman sayurannya sudah keburu rusak dijarah oleh kambing liar.
Lebih buruk lagi orang yang reaktif biasanya juga cenderung untuk menyalahkan situasi eksternal.
Dia menyalahkan kambing liar, dia menyalahkan kenapa pemilik kambing liar melepaskan kambingnya, misalkan.
Atau dia menyalahkan kenapa kok ladangnya itu berada di tengah-tengah atau di pinggir hutan dengan banyak kambing liar.
Nah, jadi tindakan menyalahkan ini pada akhirnya tidak akan membawa solusi karena dengan kita menyalahkan kita tidak pernah mengetahui sebenarnya apa masalah yang sesungguhnya.
Dengan menyalahkan kita tidak pernah bisa melakukan perbaikan terhadap masalah sesungguhnya.
Menyalahkan dari luar hanya kemudian melempar tanggung jawab dan kita tidak pernah melakukan evaluasi untuk meningkatkan hasil yang sebelumnya, hasil yang kurang baik tadi.
Nah, jadi sifat proaktif dan reaktif itu juga bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Karena peluang atau kesempatan itu seringnya tidak datang begitu saja.
Kita harus menjemput bola. Kita harus melakukan antisipasi untuk mendapatkan peluang dan kesempatan yang kita inginkan.
Nah, jadi alih-alih kita menunggu datangnya tawaran pekerjaan misalkan, orang yang proaktif akan berusaha meng-upgrade dirinya dengan keterampilan baru dengan kemampuan baru, supaya dia lebih bisa mendapatkan peluang pekerjaan yang baik.
Sedangkan orang yang reaktif cenderung hanya akan menunggu datangnya tawaran pekerjaan tanpa banyak melakukan upaya untuk mengendalikan hasil akhirnya.
Nah, jadi kembali kepada apa yang dikatakan oleh Milton Berle, jika peluang tidak mengetuk, maka buatlah pintu.
Ketika kesempatan tidak datang, maka ciptakan peluang itu.
Ketika menunggu saja tidak akan membawa hasil, maka upgrade diri kita, tingkatkan diri kita untuk mendapatkan keterampilan baru sehingga kita bisa mendapatkan peluang-peluang yang lebih baik.
Jadi alih-alih menunggu dengan pasrah, alih-alih menunggu dengan berdiam diri, maka orang yang proaktif akan berusaha meningkatkan dirinya agar mendapatkan hasil sesuai dengan apa yang dia inginkan.[]