Pada dasarnya kita akan lebih banyak belajar dengan mendengar, alih-alih dengan berbicara.
Manusia diciptakan memiliki satu mulut dan dua telinga. Apa hikmahnya?
Orang bijak bilang itu sebagai pertanda bahwa kita harus lebih banyak mendengar dibanding berbicara.
Ungkapan yang memiliki kebenaran. Karena pada dasarnya kita akan lebih banyak belajar dengan mendengar, alih-alih dengan berbicara.
Contoh, orang yang memiliki 10 tahun pengalaman di bidang bisnis sedang berbicara perihal kisah hidupnya.
Jika kita mau menyimak dengan baik, kita akan belajar banyak kebijaksanaan hidup dalam waktu satu jam tanpa harus mengalaminya sendiri selama 10 tahun.
Bayangkan berapa banyak waktu dan energi yang bisa kita hemat hanya dengan mendengarkan.
Sayangnya, banyak orang bukanlah pendengar yang baik. Kita mungkin menemuinya di tempat kerja, di lingkungan pertemanan atau di dalam keluarga.
Apalagi dunia modern menghadirkan semakin banyak distraksi.
Kita sering melihat dua orang saling bercakap namun keduanya nampak tidak benar-benar hadir.
Mereka tidak saling menyimak karena tangan yang sibuk memainkan smartphone.
Mereka terserap dengan diri mereka sendiri. Hilang di tengah keramaian. Merasa dekat dengan yang jauh, tapi terasa jauh dengan yang dekat.
Apa yang terasakan ketika orang lain tidak mendengarkan kita? Atau mendengarkan tetapi tidak menunjukkan minat? Pasti tidak mengenakkan.
Ketika tidak menyimak dengan baik, kita akan kehilangan banyak informasi penting.
Selain itu, kita mengirim sinyal pada lawan bicara bahwa kita tidak tertarik dengan mereka.
Padahal banyak manfaat yang bisa kita dapat dengan menjadi pendengar yang baik.
Dengan menyimak, kita akan mendapat informasi berharga, membuat orang lain merasa bahwa mereka penting bagi kita, dan mempererat hubungan.
Bagaimana agar kita bisa menjadi pendengar yang baik? Salah satu cara terbaik adalah dengan mengajukan pertanyaan.
Bertanya akan membuat kita menjadi pendengar yang aktif, serta menunjukkan bahwa kita memperhatikan lawan bicara.
Bertanya dengan tepat bisa menjadi cara kita untuk menggali lebih lanjut suatu topik atau melakukan klarifikasi untuk memperjelas.
Bandingkan ketika lawan bicara pasif dan hanya diam dengan ketika dia mengajukan pertanyaan.
Kita akan merasa lebih bersemangat jika orang lain memberikan feedback.
Hanya saja memang diperlukan keterampilan agar kita bisa bertanya dengan baik.
Pertama, pertanyaan harus diajukan tanpa terkesan menginterogasi.
Kita diperbolehkan untuk memperjelas suatu hal, namun pertanyaan yang diajukan jangan sampai terkesan menghakimi.
Intinya, jangan membuat lawan bicara justru menjadi terpojok dengan pertanyaan kita.
Selain itu, pertahankan agar nada suara tetap lembut. Jangan biarkan intonasi suara seakan mengontrol atau invasif.
Nada suara yang agresif dan terkesan mencecar akan membuat lawan bicara menjadi defensif.
Pertanyaan yang diajukan dengan cara yang tepat akan membuat lawan bicara bersemangat karena menunjukkan kita memiliki minat.
Asal niat kita baik, mereka akan merasakannya, yang selanjutnya akan semakin mempererat hubungan dan rasa saling percaya.[]