Dalam dosis kecil, cemburu dan iri merupakan komponen alami yang muncul dari hubungan romantis, persahabatan, dan hubungan keluarga.
Cemburu dan iri adalah dua kata yang sering dipertukarkan. Padahal, keduanya memiliki arti berbeda.
Iri adalah keinginan untuk memiliki sesuatu yang dimiliki orang lain, atau merasa tidak suka (benci/kesal) ketika orang lain mendapatkan sesuatu.
Sedangkan cemburu, mirip dengan kebalikan iri, yaitu rasa takut kehilangan apa yang sudah dimiliki (cinta, kasih sayang, atau perhatian).
Cemburu masih mungkin bersifat rasional, sedangkan iri diketahui lebih tidak rasional.
Artinya, orang yang cemburu memang secara rasional terancam kehilangan orang yang disayanginya. Ancaman ini bersifat nyata (mis: kehadiran orang ketiga) dan bisa dijelaskan (rasional).
Di lain sisi, iri muncul karena rasa tidak suka akan kepemilikan orang lain meskipun orang itu tidak menyakiti kita. Jadi rasa benci yang muncul memiliki sebab yang tidak bisa dijelaskan (tidak rasional).
Misal, kita merasa kesal karena tetangga membeli mobil baru, padahal kita sama sekali tidak dirugikan dengan pembelian mobil tersebut. Namun, tetap saja muncul rasa tidak suka.
Cemburu lazimnya muncul dalam hubungan romantis, meskipun iri sebenarnya bisa turut hadir pula.
Misal, seseorang memiliki pasangan yang ternyata lebih banyak menghabiskan waktu dengan temannya dibanding dengan dia. Rasa kesal yang kemudian muncul kemungkinan dipicu oleh rasa iri.
Dalam dosis kecil, cemburu dan iri merupakan komponen alami yang muncul dari hubungan romantis, persahabatan, dan hubungan keluarga.
Sedikit cemburu bahkan bisa membuat hubungan romantis lebih berwarna dan tidak membosankan.
Akan tetapi dalam dosis besar, cemburu dan iri bisa merusak dan menghancurkan hubungan.
Lantas bagaimana kiat mengatasi iri atau cemburu?
Pertama, berusaha tidak bereaksi pada perasaan cemburu dan iri.
Harus diakui hal ini tidak mudah. Kita terbiasa untuk bereaksi sesuai dengan apa yang kita rasakan. Saat gembira kita tersenyum, saat sedih kita menangis.
Namun, selalu bereaksi pada rasa cemburu dan iri, meskipun sebenarnya tidak rasional, akan memicu kerusakan hubungan.
Jadi, saat muncul cemburu atau iri, rasakan dan terima perasaan tersebut, tapi jangan terburu-buru bertindak reaktif.
Upayakan untuk menyampaikan perasaan kita pada pasangan. Dengan berkomunikasi, sangat mungkin masalah bisa diselesaikan.
Namun, jangan melakukan komunikasi ketika masih dikuasai perasaan negatif tersebut. Tunggu sampai kita merasa lebih tenang.
Kedua, tingkatkan rasa percaya diri.
Cemburu lebih mungkin muncul pada orang yang memiliki masalah harga diri dan rasa tidak aman pada diri sendiri.
Jika kita menganggap diri kita tidak layak atas cinta atau perhatian pasangan, teman, atau anggota keluarga, maka kita akan terus merasa tidak aman.
Jika itu yang terjadi, upayakan untuk mendapatkan kembali rasa percaya diri. Usahakan untuk lebih mencintai diri sendiri, untuk menganggap diri berharga dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Ketiga, redam kecenderungan narsistik.
Cemburu biasanya dikaitkan dengan harga diri yang rendah, sedangkan iri lazim terkait dengan sifat narsistik.
Orang yang narsis biasanya menuntut semua perhatian dan kekaguman untuk ditujukan padanya.
Saat orang dengan narsisme tinggi tidak mendapatkan perhatian yang diinginkan, mereka menjadi marah atau lepas kontrol untuk menyembunyikan rasa iri mereka.[]