Hidup tidak lepas dari KEGAGALAN. Bahkan, kesuksesan bisa diraih jika kita bisa belajar dari kegagalan yang kita alami.
Namun apakah benar, belajar dari kegagalan semudah yang diucapkan?
Simak di podcast “Bisakah Kita Belajar dari Kegagalan? | Eps. 01”
Enjoy!
Klik Tombol Play untuk Mendengarkan
Podcast Syafril Hernendi juga bisa didengarkan di Apple Podcasts, Spotify & Stitcher
Video Youtube
_______
Transkrip Podcast
Kita sering mendengar dari kata-kata orang sukses, kita juga sering membaca dari buku-buku motivasi yang menyatakan bahwa kita itu harus bisa belajar dari kegagalan.
Bahwa kegagalan itu bukan suatu hal yang harus dihindari, bukan satu hal yang membuat kita sedih, tetapi satu hal yang kita harus bisa belajar darinya.
Cuma, apakah memang kenyataannya semudah itu?
Nah, menurut penelitian yang dilakukan di Amerika, ternyata orang-orang itu relatif sulit untuk bisa belajar dari kegagalan.
Jadi mereka akan lebih mudah untuk belajar dari sesuatu yang membuat mereka sukses.
Mengapa demikian? Nah, ini ada kaitanya dengan apa yang disebut sebagai ego atau rasa harga diri manusia.
Jadi ketika seseorang itu gagal atau tidak berhasil, itu akan membuat egonya terluka, akan membuat rasa harga dirinya terluka.
Ego yang terluka, rasa harga diri yang terluka itu tentu bukan satu hal menyenangkan. Karena hal yang tidak menyenangkan tadilah, maka kita akan cenderung untuk sulit mengingat kembali atau mengambil pelajaran dari hal yang membuat kita gagal.
Nah, itu tidak terjadi dengan sesuatu yang menyenangkan. Jadi ketika kita berhasil sukses atau berhasil meraih sesuatu, rasa senang yang biasanya kita akan punya.
Rasa senang itu timbul dalam diri kita. Karena kita merasa senang, karena itu adalah pengalaman yang menyenangkan, maka ketika kita mengingat kembali apa yang membuat kita sukses tadi itu akan lebih mudah.
Itu tidak terjadi ketika sedang mengalami kegagalan. Harga diri yang terluka, kemudian ego yang terluka itu membuat kita menjadi sulit untuk memeriksa kembali atau mengevaluasi kembali apa yang membuat kita gagal.
Namun, apakah kemudian kita tidak bisa belajar dari kegagalan sama sekali? Bukan seperti itu tentunya.
Jadi, artinya apa yang dituliskan oleh buku-buku motivasi, apa yang dikatakan oleh orang-orang sukses itu tetap memiliki kebenaran. Bahwa salah satu kunci keberhasilan itu adalah ketika kita bisa belajar dari kegagalan.
Namun, kenyataannya, kita butuh usaha lebih untuk bisa belajar sesuatu dari apa yang membuat kita gagal.
Karena berarti langkah pertama sebelum kita bisa belajar sesuatu tersebut kita harus bisa menundukkan dulu ego atau rasa harga diri kita.
Ketika ego yang terluka, rasa harga diri yang terluka itu bisa diatasi, kita bisa mengatasinya, kita bisa menjinakkannya, maka kita akan bisa mengevaluasi kembali apa yang membuat kita gagal itu dengan pikiran yang lebih jernih.
Disitulah kemudian kita bisa belajar tentang hal-hal apa saja yang membuat kita gagal.
Jadi sekali lagi, kesuksesan dan kegagalan itu adalah dua hal yang sama-sama bisa kita pelajari.
Hanya saja ternyata untuk belajar dari kegagalan itu, memerlukan upaya yang lebih kuat. Memerlukan upaya yang lebih berat karena itu tadi, ego dan harga diri kita harus bisa kita tundukkan lebih dahulu.
Nah, itu yang pertama, berikutnya juga karena kegagalan itu membuat harga diri kita terluka, membuat ego kita terluka, bahkan membuat rasa percaya diri kita juga semakin berkurang, pelajaran yang bisa kita petik selanjutnya adalah ketika kita hendak melakukan sesuatu maka sebaiknya kita merencanakannya dengan sebaik mungkin.
Jadi sedapat mungkin direncanakan, sedapat mungkin diperinci mungkin, langkah-langkahnya harus bagaimana, yang antara lain bertujuan agar kemungkinan berhasil kita itu akan lebih tinggi.
Pada satu titik kita tidak ingin melakukan sesuatu karena pingin belajar dari kegagalan. Kita melakukan segala sesuatu itu karena kita ingin menuju kepada kesuksesan.
Karena kesuksesan itu adalah sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yang bisa dibanggakan. Sedangkan kegagalan adalah sesuatu yang membuat sedih, sesuatu yang membuat harga diri kita terluka, sesuatu yang membuat rasa percaya diri kita semakin berkurang.
Itu sebab, kembali pada perencanaan tadi, dengan perencanaan yang baik maka mudah-mudahan peluang kita untuk berhasil menjadi lebih banyak, sehingga kita tidak kemudian terus-menerus kehilangan rasa percaya diri.
Karena rasa percaya diri itu ibarat tabungan di bank ya. Jadi tabungan itu kan berarti kan ada batasnya.
Kalau kita ambil terus menerus, tidak melakukan deposit ulang, tidak menyimpan ulang, tidak menabung ulang tapi kita hanya mengambil terus-menerus apa yang menjadi tabungan kita, maka lama-lama tabungan kita pun akan habis.
Nah, itu juga yang terjadi pada rasa percaya diri. Rasa percaya diri yang selalu diambil terus-menerus karena kita selalu gagal atau sering gagal dalam melakukan sesuatu, maka lama-lama akan membuat tabungan percaya diri kita akan semakin habis, dan itu bisa menghancurkan.
Orang yang sudah kehilangan rasa percaya diri itu akan sulit untuk melakukan apapun, meskipun hal itu merupakan suatu yang tidak terlalu sulit buat dia sebenarnya.
Jadi gagal kita harus bisa belajar meskipun sulit, tapi di lain pihak juga kita harus merencanakan dengan baik, memikirkan matang ketika hendak melakukan sesuatu, sehingga keberhasilan itu akan lebih besar peluangnya untuk kita dapatkan.