Bunga adalah “biaya” yang dibebankan pemberi pinjaman, seperti bank, kepada peminjam.
Dalam kebanyakan kasus, suku bunga dihitung sebagai persentase tahunan berdasarkan pinjaman yang belum dibayar.
Banyak aspek ekonomi suatu negara dinilai berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku.
Selain kehidupan ekonomi masyarakat umum, tingkat suku bunga juga mempengaruhi kondisi sebuah bisnis atau perusahaan.
Cara Kerja Suku Bunga
Saat sebuah lembaga keuangan memberikan pinjaman, misalnya bank, terdapat kemungkinan peminjam tidak bisa membayar kembali uang pinjaman tersebut.
Untuk mengkompensasi pemberi pinjaman atas risiko itu, harus ada sebuah imbalan yang disebut bunga.
Bunga adalah jumlah uang yang diperoleh pemberi pinjaman ketika memberikan pinjaman.
Sedangkan tingkat suku bunga adalah persentase dari jumlah pinjaman yang dikutip oleh pemberi pinjaman saat meminjamkan uang.
Adanya bunga membuat transaksi pinjam meminjam bisa dilakukan.
Dengan melakukan pinjaman, nasabah/bisnis bisa segera memperoleh dana segar, alih-alih menabung terlebih dahulu yang tentu membutuhkan waktu.
Semakin rendah tingkat bunga, semakin banyak orang yang mau meminjam uang untuk melakukan pembelian besar, seperti rumah atau mobil.
Ketika tingkat bunga lebih rendah, lebih banyak uang untuk dibelanjakan, sehingga menciptakan efek peningkatan pembelanjaan di seluruh sektor perekonomian.
Bagi pelaku bisnis, rendahnya suku bunga juga membuat mereka bisa memperluas bisnis dan melakukan pembelian barang modal.
Kondisi ini menciptakan situasi di mana output dan produktivitas meningkat.
Sebaliknya, tingkat suku bunga yang tinggi membuat konsumen enggan melakukan pinjaman dan harus mengurangi pengeluaran.
Ketika suku bunga menjadi lebih tinggi ditambah dengan peningkatan standar pinjaman, bank hanya mampu menyalurkan sedikit pinjaman.
Kondisi ini tidak hanya mempengaruhi konsumen tetapi juga pelaku bisnis dan produsen lain seperti petani.
Dalam situasi bunga tinggi, mereka cenderung mengurangi pengeluaran untuk pengembangan usaha, sehingga memperlambat produktivitas atau bahkan mengurangi jumlah karyawan.
Standar pinjaman yang lebih ketat juga berarti konsumen akan mengurangi pengeluaran, yang pada akhirnya mempengaruhi pendapatan pelaku bisnis.
Pengaruh Bunga pada Bisnis dan Dunia Usaha
Tingkat suku bunga memiliki berbagai dampak dalam bisnis dan dunia usaha. Berikut adalah diantaranya:
1. Suku Bunga Mempengaruhi Pinjaman
Pinjaman bisnis adalah sektor yang terpengaruh langsung oleh perubahan tingkat suku bunga.
Bisnis dan dunia usaha sering harus mengambil pinjaman jangka pendek untuk menutup kekurangan pembayaran gaji atau biaya lainnya.
Suku bunga yang lebih tinggi membuat biaya pinjaman menjadi mahal karena bisnis harus membayar bunga lebih tinggi ke pemberi pinjaman.
Perusahaan juga sering mengambil utang jangka panjang untuk perbaikan dan pengembangan infrastruktur.
Semakin tinggi tingkat suku bunga yang berlaku, total hutang bisnis akan meningkat sehingga memperlambat perkembangan dunia usaha.
2. Suku Bunga Mempengaruhi Strategi Bisnis
Suku bunga juga berdampak pada strategi bisnis. Pada tingkat paling dasar, tujuan dari semua bisnis adalah untuk mencetak keuntungan.
Oleh karena itu, setiap strategi bisnis harus diupayakan bisa mendatangkan laba bagi perusahaan. Bagaimana prospek laba dibandingkan dengan sumber-sumber pendapatan lain juga perlu dianalisis.
Karena menabung atau mendepositokan uang juga bisa mendatangkan penghasilan dari bunga, suku bunga yang tinggi cenderung membuat usaha baru kurang menarik.
Misalnya, jika analisis menunjukkan bahwa program dan strategi baru perusahaan diperkirakan menghasilkan keuntungan 6% per tahun, bisnis akan cenderung menaruh uangnya di bank jika tingkat bunga yang ditawarkan mencapai 8%.
Dengan cara ini, suku bunga mendikte apakah strategi bisnis layak dilaksanakan atau lebih baik memarkir uang di bank.
3. Suku Bunga Mempengaruhi Investasi
Dampak ketiga suku bunga pada bisnis adalah kemampuannya untuk meningkatkan modal melalui saham.
Ketika akan go public, perusahaan menjual saham untuk meningkatkan modal. Investor yang tertarik bisa membeli saham ini dan berharap pada pembagian dividen serta kenaikan nilai saham di masa depan.
Ketika suku bunga lebih tinggi, permintaan untuk investasi cenderung lebih rendah. Artinya, suku bunga yang lebih tinggi umumnya merugikan saham perusahaan, dan kemampuan mereka untuk mengumpulkan uang melalui penawaran saham.
Alasan mengapa kenaikan suku bunga buruk untuk saham adalah suku bunga yang lebih tinggi membuat tabungan tradisional lebih menarik.
Jika seseorang bisa mendapatkan bunga 6% yang dijamin dengan mendepositokan uang di bank, mereka akan cenderung menghindari risiko investasi di saham meskipun memberi perkiraan pengembalian 8%.
Pengembalian 8% di saham bukan hal yang pasti, sedangkan bunga 6% di deposito bisa dikatakan telah ‘dijamin’ oleh bank.